TA’AMMULAT QURANIYAH, SURAT AL-BAQARAH (3)

Ilustrasi

• Ketika diturunkan kepada Nabi saw, al-Quran belum berwujud kitab atau mushhaf sebagaimana yang ada di tangan kaum Muslimin hari ini. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, Kitab adalah wahyu Tuhan yang dibukukan.

• Karena itu, ayat ini menjadi salah satu mukjizat. Karena terbukti kebenarannya beberapa kurun waktu setelah penurunannya.

• Disebut al-Quran (bacaan) karena menjadi bacaan atau selalu dibaca orang-orang beriman. Karena itu menjadi aneh bila ada orang beriman yang tidak bisa membaca al-Quran dan tidak mengerti isinya.

• Dua nama ini ( الكتاب – القران ) paling agung karena al-Quran dijaga dengan bacaan dan hafalan di dalam dada dan dijaga dengan tulisan di dalam media penulisan (kitab). Dijaga di dalam dada para sahabat dalam bentuk bacaan dan dijaga dalam bentuk tulisan di kertas atau media tulisan lainnya. Dengan dua cara inilah al-Quran terjaga selamanya. Karena itu, dua nama ini menjadi paling agung. Bahkan Allah memberikan kesaksian tentang salah satu cara penjagaan ini di dalam al-Quran:

بَلْ  هُوَ  اٰيٰتٌۢ  بَيِّنٰتٌ  فِيْ  صُدُوْرِ  الَّذِيْنَ  اُوْتُوا  الْعِلْمَ  ۗ وَمَا  يَجْحَدُ  بِاٰ يٰتِنَاۤ  اِلَّا  الظّٰلِمُوْنَ

“Sebenarnya, (Al-Qur’an) itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang yang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami.” (QS. Al-‘Ankabut: 49)

• Kata Al-Kitab diambil dari kitabah ( كتابة), tulisan. Sedangkan tulisan di zaman Nabi saw sangat langka dan sulit.

• Bila ayat al-Quran diturunkan, Nabi saw memanggil para penulis wahyu lalu mereka menulisnya di berbagai media penulisan yang ada pada waktu itu seperti pelepah kurma, kulit binatang, tulang dan lainnya.

Laman: 1 2 3

Tags: , ,